Diutamakan hafal lagu kebangsaan Jepang Kimigayo
bahasa Inggris dan ilmu manajemen DUKUN TUA RENTA LEBIH HEBAT DARI MANTRI RS Dari sekolah inilah satu-satunya ijazah pendidikan formal Saya sempat belajar di bangku SMA sebentar Di perjalanan hidup saya peroleh berbagai ijazah pendidikan nonformal, Suatu hari ketika masih belajar di Standard Vervolkschoool saya dapat musibah.
Waktu pause (istirahat) pelajaran kedua, saya main bola di pekarangan sekolah.
Posisi saya kiri luar Tersebab berlaga kawan seregu Arisman (saya dengar dia terakhir di Bandung, Letnan Kolonel TNI) saya terjatuh tapi tidak keras.
Tangan kanan saya patah.
Patahannya meruncing, menembus keluar, hingga mengeluarkan darah Saya dibawa ke poliklinik.
Mantri rumah sakit meluruskan patahan itu pakai penggaris dan dibalut verban sejak per- gelangan sampai siku.
Dengan sendirinya lubang darah itu tersumbat, hingga menimbulkan pembengkakan yang makin hari makin besar.
Saya menjerit-jerit siang-malam.
Setelah seminggu, sama sekali tidak terasa kemajuan malah makin sakit.
Sepertinya orangtua dan anggota keluarga bukannya kasihan malah saya dimaki.
Dikatakan, kecelakaan itu akibat saya nakal Akhirnya saya dibawa ke dukun di Kampung Rumah Gadang, desa tetangga Lawang.
Nama beliau Aminah, tua renta.
Nyaris buta.
Umur beliau waktu itu sekitar 90 tahun.
Verban beliau buka.
Serta merta mengucur campuran darah dan nanah satu ember dari lubang yang luka itu.
Nenek tua ini secara pelan menyambungkan kembali tulang yang patah itu.
Retak-retaknya beliau susun seperti sediakala.
Lebih kurang 10 hari rawat inap di rumah beliau.
Patahan itu bersambung utuh.
Hanya jari kanan tak bisa dirapatkan.
Akibatnya tulisan tangan saya sukar dibaca orang 39 Berman, ekcian, dan Mee taiso atau senam, kami terlebih dulu disuruh kere, menekurkan kepala ke arah timur, menghormat ke negeri Matahari Terbit itu.
Baris-berbaris dengan aba-aba bahasa Jepang Jam di sekolah disesuaikan dengan waktu di Tokyo.
Dimajukan 2,5 jam dari waktu Indonesia.
Kami diajar lagu-lagu berirama mars yang mengobarkan semangat perang.
Lagu-lagu perjuangan antara lain Umi rukaba (Pertempuran di laut), Syonan To kisah pagi merebut Singapura, dan lain-lain.
Dalam berapa bulan saja kami sudah tahu dua macam huruf Jepang, Katakana dan Hirakana.
Tulisan Kanji yang mirip huruf Cina seocrypt agak sulit.
Saya masih ingat legenda Momo Turo, cerita seorang pahlawan yang lahir dari sebuah labu yang hanyut di sungai.
Kami murid-murid disuruh gotong-royong Kinro Hohitat membuat lubang perlindungan di muka sekolah.
Dilatih, apabila mendengar suara pesawat terbang, diberi tanda bahaya kusuketho.
Kami harus berhamburan masuk lubang tersebut sambil menggigit sepotong karet untuk menahan getaran bila pesawat musuh menjatuhkan bom.
Beberapa serdadu Jepang pekerja pabrik kertas di Sungai Tanang, Bukittinggi, datang sekali seminggu ke sekolah.
Waktu pause (istirahat) pelajaran kedua, saya main bola di pekarangan sekolah.
Posisi saya kiri luar Tersebab berlaga kawan seregu Arisman (saya dengar dia terakhir di Bandung, Letnan Kolonel TNI) saya terjatuh tapi tidak keras.
Tangan kanan saya patah.
Patahannya meruncing, menembus keluar, hingga mengeluarkan darah Saya dibawa ke poliklinik.
Mantri rumah sakit meluruskan patahan itu pakai penggaris dan dibalut verban sejak per- gelangan sampai siku.
Dengan sendirinya lubang darah itu tersumbat, hingga menimbulkan pembengkakan yang makin hari makin besar.
Umur beliau waktu itu sekitar 90 tahun
Panasnya bukan main.Saya menjerit-jerit siang-malam.
Setelah seminggu, sama sekali tidak terasa kemajuan malah makin sakit.
Sepertinya orangtua dan anggota keluarga bukannya kasihan malah saya dimaki.
Dikatakan, kecelakaan itu akibat saya nakal Akhirnya saya dibawa ke dukun di Kampung Rumah Gadang, desa tetangga Lawang.
Nama beliau Aminah, tua renta.
Nyaris buta.
Umur beliau waktu itu sekitar 90 tahun.
Verban beliau buka.
Serta merta mengucur campuran darah dan nanah satu ember dari lubang yang luka itu.
Nenek tua ini secara pelan menyambungkan kembali tulang yang patah itu.
Retak-retaknya beliau susun seperti sediakala.
Lebih kurang 10 hari rawat inap di rumah beliau.
Patahan itu bersambung utuh.
Hanya jari kanan tak bisa dirapatkan.
Akibatnya tulisan tangan saya sukar dibaca orang 39 Berman, ekcian, dan Mee taiso atau senam, kami terlebih dulu disuruh kere, menekurkan kepala ke arah timur, menghormat ke negeri Matahari Terbit itu.
Baris-berbaris dengan aba-aba bahasa Jepang Jam di sekolah disesuaikan dengan waktu di Tokyo.
Dimajukan 2,5 jam dari waktu Indonesia.
Kami diajar lagu-lagu berirama mars yang mengobarkan semangat perang.
Diutamakan hafal lagu kebangsaan Jepang Kimigayo
Diutamakan hafal lagu kebangsaan Jepang Kimigayo.Lagu-lagu perjuangan antara lain Umi rukaba (Pertempuran di laut), Syonan To kisah pagi merebut Singapura, dan lain-lain.
Dalam berapa bulan saja kami sudah tahu dua macam huruf Jepang, Katakana dan Hirakana.
Tulisan Kanji yang mirip huruf Cina seocrypt agak sulit.
Saya masih ingat legenda Momo Turo, cerita seorang pahlawan yang lahir dari sebuah labu yang hanyut di sungai.
Kami murid-murid disuruh gotong-royong Kinro Hohitat membuat lubang perlindungan di muka sekolah.
Dilatih, apabila mendengar suara pesawat terbang, diberi tanda bahaya kusuketho.
Kami harus berhamburan masuk lubang tersebut sambil menggigit sepotong karet untuk menahan getaran bila pesawat musuh menjatuhkan bom.
Beberapa serdadu Jepang pekerja pabrik kertas di Sungai Tanang, Bukittinggi, datang sekali seminggu ke sekolah.
Comments
Post a Comment